Apakah Anda beresiko mengalami glaukoma? Siapa sajakah yang berpotensi mengidap penyakit yang merusak fungsi penglihatan ini? Apakah Anda dapat mendeteksi lebih awal sebelum benar-benar kehilangan penglihatan? Dapatkah gangguan mata ini diatasi?
Siapa yang beresiko mengalami Glaukoma?
Dr. Ivan Goldberg yang disebutkan dalam artikel sebelumnya, menjelaskan bahwa jika salah satu orangtua Anda mengidap glaukoma, resikonya menjadi 5 kali lipat lebih besar untuk mengidapnya juga. Begitu pula jika Anda memiliki saudara kandung yang menderita glaukoma, kemungkinan mengidap penyakit ini sebesar 5-7 kali lebih tinggi.
Selain itu, ada faktor lain yang memungkinkan Anda mengidap glaukoma, seperti: diabetes, rabun dekat, penggunaan kortison/steroid jangka panjang yang banyak terdapat dalam beberapa jenis obat asma, cedera mata, dan berusia lebih dari 45 tahun lebih.
Seorang dokter dari Yayasan Glaukoma di Amerika Serikat, bernama Kevin Greenidge menambahkan faktor resiko lainnya dengan mengatakan, ”Jika Anda keturunan Afrika atau jika ada anggota keluarga yang mengidap glaukoma, periksakanlah mata Anda setiap tahun.”
Bagaimana Anda dapat mendeteksi keberadaan Glaukoma?
Pemeriksaan glaukoma membutuhkan serangkaian tes dengan menggunakan alat yang disebut tonometer. Alat ini biasanya dioperasikan oleh seorang spesialis mata yang akan memeriksa tekanan cairan di dalam mata Anda. Alat ini biasa digunakan untuk meratakan kornea atau bagian depan mata.
Selanjutnya kekuatan tekanan di dalam mata akan diukur, seraya sang spesialis mata mencari tanda-tanda munculnya glaukoma dengan menggunakan sebuah alat yang dapat mengenali kerusakan pada jaringan saraf penghubung mata dengan otak.
Dr. Goldberg juga mengatakan bahwa indikasi saraf sedang mengalami kerusakan biasanya ditandai dengan kelainan bentuk serabut saraf atau pembuluh darah yang ada di belakang mata.
Adakalanya pengujian glaukoma dilakukan melalui uji ruang pandang. Pasien akan diminta untuk melihat ke dalam sebuah mangkuk bercahaya putih, lalu cahaya putih yang lebih terang diarahkan ke sebuah titik kecil di dalam mangkuk tersebut.
Jika cahaya putih kecil ini dapat terlihat, maka orang tersebut harus menekan sebuah tombol. Jika Anda tidak dapat melihat cahaya putih, ini bisa menjadi indikasi keberadaan glaukoma.
Cara mengobati dan mengendalikan Glaukoma!
Pengobatan untuk glaukoma dapat berupa pemberian obat tetes mata yang khusus dan digunakan sekali setiap harinya. Obat tetes ini berfungsi sebagai penghambat terciptanya cairan bola mata. Pengobatan lainnya dapat menggunakan sinar laser untuk menembus lapisan yang berada di bagian depan mata dekat lubang-lubang pengeluaran alami, sehingga tekanan mata dapat stabil.
Jika Anda menderita glaukoma, tetaplah optimis karena banyak kerusakan akibat glaukoma dapat dicegah melalui pengobatan dini yang cocok. Ya, dengan demikian Anda tentu dapat menyingkirkan glaukoma dan tak perlu khawatir akan keberadaan Glaukoma yang mencuri penglihatan Anda.
Siapa yang beresiko mengalami Glaukoma?
Dr. Ivan Goldberg yang disebutkan dalam artikel sebelumnya, menjelaskan bahwa jika salah satu orangtua Anda mengidap glaukoma, resikonya menjadi 5 kali lipat lebih besar untuk mengidapnya juga. Begitu pula jika Anda memiliki saudara kandung yang menderita glaukoma, kemungkinan mengidap penyakit ini sebesar 5-7 kali lebih tinggi.
Selain itu, ada faktor lain yang memungkinkan Anda mengidap glaukoma, seperti: diabetes, rabun dekat, penggunaan kortison/steroid jangka panjang yang banyak terdapat dalam beberapa jenis obat asma, cedera mata, dan berusia lebih dari 45 tahun lebih.
Seorang dokter dari Yayasan Glaukoma di Amerika Serikat, bernama Kevin Greenidge menambahkan faktor resiko lainnya dengan mengatakan, ”Jika Anda keturunan Afrika atau jika ada anggota keluarga yang mengidap glaukoma, periksakanlah mata Anda setiap tahun.”
Bagaimana Anda dapat mendeteksi keberadaan Glaukoma?
Pemeriksaan glaukoma membutuhkan serangkaian tes dengan menggunakan alat yang disebut tonometer. Alat ini biasanya dioperasikan oleh seorang spesialis mata yang akan memeriksa tekanan cairan di dalam mata Anda. Alat ini biasa digunakan untuk meratakan kornea atau bagian depan mata.
Selanjutnya kekuatan tekanan di dalam mata akan diukur, seraya sang spesialis mata mencari tanda-tanda munculnya glaukoma dengan menggunakan sebuah alat yang dapat mengenali kerusakan pada jaringan saraf penghubung mata dengan otak.
Dr. Goldberg juga mengatakan bahwa indikasi saraf sedang mengalami kerusakan biasanya ditandai dengan kelainan bentuk serabut saraf atau pembuluh darah yang ada di belakang mata.
Adakalanya pengujian glaukoma dilakukan melalui uji ruang pandang. Pasien akan diminta untuk melihat ke dalam sebuah mangkuk bercahaya putih, lalu cahaya putih yang lebih terang diarahkan ke sebuah titik kecil di dalam mangkuk tersebut.
Jika cahaya putih kecil ini dapat terlihat, maka orang tersebut harus menekan sebuah tombol. Jika Anda tidak dapat melihat cahaya putih, ini bisa menjadi indikasi keberadaan glaukoma.
Cara mengobati dan mengendalikan Glaukoma!
Pengobatan untuk glaukoma dapat berupa pemberian obat tetes mata yang khusus dan digunakan sekali setiap harinya. Obat tetes ini berfungsi sebagai penghambat terciptanya cairan bola mata. Pengobatan lainnya dapat menggunakan sinar laser untuk menembus lapisan yang berada di bagian depan mata dekat lubang-lubang pengeluaran alami, sehingga tekanan mata dapat stabil.
Jika Anda menderita glaukoma, tetaplah optimis karena banyak kerusakan akibat glaukoma dapat dicegah melalui pengobatan dini yang cocok. Ya, dengan demikian Anda tentu dapat menyingkirkan glaukoma dan tak perlu khawatir akan keberadaan Glaukoma yang mencuri penglihatan Anda.